Kamis, 20 November 2014

Pengembangan Paragraf/Alinea

A.  Pengertian Paragraf / Alinea
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam terkandungsatu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling ertalian dsalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan berakhir.

B.Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut: 
- Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya.
- Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.

C.Macam-macam Paragraf
   Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
-Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragrap pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan  tentang tujuan dari penulisan itu.

- Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang, antara paragraf dengan  antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.

- Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya.

D.Syarat-syarat Pembentukan Paragraf 
1.Kesatuan
Tiap  paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di  dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
2.Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
3.Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk  menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku Dayak tidaktermasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa.
            Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. 

E.Letak Kalimat Utama
Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama itu dituangkan ke dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang ke dalam kalimat-kalimat penjelas.Ada empat cara yaitu :

- Pada awal paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran utama.paragraf ini bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada di dalam pikirannya.

- Pada Akhir Paragraf
Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus ke yang umum.
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

- Pada Awal dan Akhir Paragraf
Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.


- Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluluh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan). Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan ruang lalu lintas di jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara kereta api bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.
Paragraf di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat yang membangun paragraf itu.

F. Mengembangkan Paragraf 
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraph dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah ini.

Kerangka paragraf 
Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut. 
Pikiran penjelas :
1.      manusia telah mengubah segala-galanya
2.      hutan, sawah, dan ladang tergusur
3.      pohon-pohon tidak ada lagi
4.      pagar bunga sudah diganti
5.      gedung-gedung mewah dibangun


Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya triliunan rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.

Pengembangan paragraf dapat dibedakan berdasarkan teknik dan isi paragraf.
      1.Berdasarkan teknik
a.       Secara alamiah
Dalam hal ini penulis sekadar menggunakan pola yang sudah ada pada objek atau kejadian yang di bicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan :
·         Urutan ruang (spesial) yang membaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang. Miasalnyagambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah dari kanan ke kiri, dan sebagainya.
·         Urutan waktu (urutan kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan.

b.      Klimaks dan antiklimaks
Pikiran utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya

c.       Umum ke khusus, khusus ke umum (deduktif, induktif)
Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Dan karya ilmiah umunya berbentuk deduktif artinya dari umum ke khusus.
    2.Berdasarkan Isi
a.       Perbandingan dan pertentangan
Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
b.      Analogi
Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.
c.       Contoh-contoh
Sebuah karangan generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret.
d.      Sebab-Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
e.       Definisi Luas
Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan dengan beberapa kalimat, bahkan beberapa alinea.
f.       Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
1.      Narasi : paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.
Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.

2.      Deskripsi : paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

3.      Eksposisi : paragraf yang memaparkan, menjelaskan, menyampaikan, menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.
Ciri-cirinya: ada informasi
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

4.      Argumentasi : paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.
Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.
Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan ''meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

5.      Persuasi : paragraf yang mengajak, membujuk, menyarankan atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

Kalimat Efektif

1. A. Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
  1. rizki.
  2. rizki belajar.
  3. rizki belajar bahasa Indonesia.
  4. rizki belajar bahasa Indonesia dirumah.

1. B. Syarat syarat kalimat efektif
1. Kesepadanan dan Kesatuan
Prinsip pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar mampu mengonstruksi kalimat yang efektif adalah kalimat itu harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan bentuk atau kesepadanan strukturnya. Adapun yang dimaksud dengan prinsip kesepadanan struktur adalah adanya keseimbangan antara ide atau pikiran yang dimiliki oleh seseorang dengan bentuk kalimat atau struktur kalimat yang digunakan.
Suatu kalimat yang dikatakan memiliki ciri kesatuan, apabila setiap pikiran yang terdapat di dalamnya  menunjukkan relasi yang logis sebagai suatu keseluruhan dan tidak terdapat penghilangan pikiran yang diperlukan. Jadi, yang dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak disampaikan serta komentar atau penjelasan mengenai ide tersebut. Kedua hal itu perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki beberapa ciri:
Ø  Subjek dan Predikat
Setiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat. Yang dimaksud dengan subjek yaitu, sesuatu yang menjadi inti pembicaraan di dalam kalimat. Predikat yaitu hal yang menceritakan atau menjelaskan tentang inti kalimat pembicaraan.
Contoh :
Mahasiswa yang memakai kaos oblong dilarang mengikuti perkuliahan.
Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.

Ø  Kalimat Tidak Mengandung Subjek Ganda
Subjek yang ganda dalam kalimat menimbulkan penafsiran yang salah bagi pembaca. Oleh karena itu, subjek yang ganda menyebabkan kalimat yang tidak efektif.
Contoh:
Pertanyaan itu saya kurang jelas.
Kalimat tersebut mempunyai subjek ganda, yaitu pertanyaan itu dan saya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambah bagi di antara pertanyaan itu  dansaya. Seharusnya, Pertanyaan itu bagi saya kurang jelas.
Ø  Gagasan Pokok
Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini biasanya diletakkan pada bagian depan kalimat.
Contoh:
Ia dibunuh ketika masih dalam pendidikan.
Ia masih dalam pendidikan ketika dibunuh.

2.Paralelisme
Paralelisme merupakan penempatan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Tujuan paralelisme ini adalah untuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian sederajat dalam konstruksi yang sama.
Contoh :
Ada beberapa macam fungsi evaluasi dalam pengajaran. Pertama, evaluasi dapat memberikan umpan balik, memperbaiki proses belajar mengajar. Kedua, menentuan angka kemajuan belajar masing-masing siswa. Ketiga, untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
Dengan mempergunakan konstruksi yang paralel, ketiga fungsi evaluasi itu dapat dihubungkan dengan sebaik-baiknya, dan akan memberikan tekanan yang lebih jelas pada masing-masing fungsi evaluasi tersebut.
Fungsi evaluasi dalam pengajaran adalah memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar dalam memperbaiki proses belajar mengajar, menentukan angka kemajuan belajar masing-masing siswa, dan menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat serta sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Penekanan
Penekanan kalimat adalah penonjolan bagian kalimat yang dipentingkan. Penekanan ini dapat dilakukan melalui cara berikut:
a.Menempatkan bagian kalimat yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh : Hari itu, hanya saya dan dia yang hadir
b.Menggunakan partikel lah, pun, kah.
Contoh :    Sayalah yang hadir hari itu
                        Saya pun hadir hari itu
c.Menggunakan pengulangan kata yang dianggap penting.
Contoh : Keterampilan menulis memerlukan latihan, latihan, dan sekali lagi latihan.
d.Menggunakan pertentangan dengan memakai kata yang berlawanan untuk menegaskan bagian yang dimaksud.
Contoh : Bukan hanya hasil yang diperlukan, tetapi juga proses untuk menggapai hasil tersebut.
4.Kelogisan
Kalimat dalam tulisan harus memenuhi ciri kelogisan agar pikiran yang didukungnya, dapat dimengerti pembaca. Walaupun sebuah kalimat sudah benar dari segi struktur gramatikal, tetapi tidak memenuhi ciri kelogisan, kalimat itu tidak dapat dikatakan kalimat efektif. Sebab kalimat yang tidak memenuhi ciri kelogisan sukar dimengerti.
Contoh : Indonesia berusaha mengejar berbagai ketinggalan.
Kalimat di atas tidak logis karena ketinggalan berada di belakang sehingga tidak perlu lagi dikejar, yang perlu dikejar adalah kemajuan.
      5.Kehematan
Kehematan artinya penggunaan kata yang perlu saja tidak perlu berlebihan. Kata-kata yang berlebihan itu justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh :
Bunga-bunga anggrek, kamboja sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Kata anggrek dankamboja sudah mengandung makna bunga.
      6. Kevariasian
Variasi kalimat ialah aneka ragam bentuk bahasa yang dapat menarik perhatian pembaca. Dengan variasi ini rasa jemu pembaca terhadap tulisan tidak akan terjadi. Ciri variasi dapat diwujudkan dengan sinonim kata, panjang-pendeknya kalimat, penggunaan awalan me- dan di-, dan mengubah posisi dalam kalimat.
Ø  Variasi sinonim kata
Variasi sinonim kata adalah variasi dalam kalimat yang diwujudkan dengan cara memberi penjelasan-penjelasan yang berbentuk kata atau frase, yang pada hakikatnya tidak mengubah isi amanat yang akan disampaikan. Perhatikanlah contoh yang dibawah ini.
1.      Analisis suatu karya sastra bukanlah suatu pembedahan kejam yang tak berguna, bukan suatu perkosaan karya sastra itu.
2.      Seribu puspa ditaman bunga seribu wangi menyebar cita

Ø  Variasi panjang-pendeknya kalimat
Kalimat panjang dan kalimat pendek penting artinya dalam tulisan untuk memperbanyak variasi kalimat. Kedua macam kalimat itu ada manfaat dan mudaratnya. Kalimat yang panjang sering sukar dipahami. Walaupun sudah dua atau tiga kali dibaca, belum tentu kita sudah memahaminya.
Sebaliknya, kalimat pendek biasanya lebih jelas dan lebih mudah membacanya. Bahkan kadang-kadang lebih kuat memberi kesan daripada kalimat yang panjang. Walaupun demikian, kalau seluruh penuturan hanya terdiri dari kalimat-kalimat pendek, maka penuturan itu seolah-olah tidak berhubungan satu sama lain atau tidak merupakan kesatuan yang bulat dan kompak. Selain itu, karena berpenggal-penggal, maka keseluruhan penuturan tidak mudah memberi kesan kepada pembaca.
Ø  Variasi Penggunaan Awalan me- dan di-
Variasi penggunaan awalan me- dan di- biasanya diwujudkan apabila penulis bermaksud mengemukakan suatu pikiran pokok dengan kalimat yang klausa-klausanya berbentuk aktif atau pasif. Kalimat-kalimat yang terdapat pada contoh paragraf di bawah ini, dirasakan sebagai kalimat-kalimat yang tidak efektif karena variasi penggunaan me-dan di- tidak diwujudkan
Saya sangat gembira mengajak Universitas Gajah Mada, agar Universitas Gajah Mada mengadakan penelitian ilmiah itu, lebih-lebih karena dalam status pembentukannya universitas ini menegaskan bahwa Pancasila adalah sendi dan azas pelaksanaan Tri-Dharma-nya. Saya mengetahui bahwa Universitas Gajah Mada yang paling banyakmenghasilkan ihwal Pancasila secara ilmiah.
Ø  Variasi dengan Mengubah Posisi dalam Kalimat
Variasi kalimat yang diwujudkan dengan cara mengubah posisi, menunjukkan adanya kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat, objek, keterangan, frase, dan klausa dalam sebuah paragraf tulisan.
Contoh:
Kalimat-kalimat yang kurang efektif.
Saya adalah orang biasa, bukan kaum turunan raja-raja atau bangsawan. Saya bukan bajingan dan juga buka orang bijaksana. Saya akan merasa senang kalau mendapat pujian, dan mendongkol kalau dicela. Saya memakai penilaian sendiri terhadap orang yang memuji, mencela, ataupun mengkritik. Saya menganggap hal biasa kalau yang mencela itu musuh. Saya berpikir-pikir kalau yang memuji itu musuh dan yang mencela itu kawan.
Ketidakefektifan kalimat itu disebabkan semua kalimat dimulai dengan subjek. Jadi, tidak menunjukkan adanya ciri variasi.