Kamis, 20 November 2014

Kalimat Efektif

1. A. Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
  1. rizki.
  2. rizki belajar.
  3. rizki belajar bahasa Indonesia.
  4. rizki belajar bahasa Indonesia dirumah.

1. B. Syarat syarat kalimat efektif
1. Kesepadanan dan Kesatuan
Prinsip pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar mampu mengonstruksi kalimat yang efektif adalah kalimat itu harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan bentuk atau kesepadanan strukturnya. Adapun yang dimaksud dengan prinsip kesepadanan struktur adalah adanya keseimbangan antara ide atau pikiran yang dimiliki oleh seseorang dengan bentuk kalimat atau struktur kalimat yang digunakan.
Suatu kalimat yang dikatakan memiliki ciri kesatuan, apabila setiap pikiran yang terdapat di dalamnya  menunjukkan relasi yang logis sebagai suatu keseluruhan dan tidak terdapat penghilangan pikiran yang diperlukan. Jadi, yang dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Pada umumnya dalam sebuah kalimat terdapat satu ide atau gagasan yang hendak disampaikan serta komentar atau penjelasan mengenai ide tersebut. Kedua hal itu perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki beberapa ciri:
Ø  Subjek dan Predikat
Setiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat. Yang dimaksud dengan subjek yaitu, sesuatu yang menjadi inti pembicaraan di dalam kalimat. Predikat yaitu hal yang menceritakan atau menjelaskan tentang inti kalimat pembicaraan.
Contoh :
Mahasiswa yang memakai kaos oblong dilarang mengikuti perkuliahan.
Bangsa Indonesia menginginkan perdamaian dan persahabatan.

Ø  Kalimat Tidak Mengandung Subjek Ganda
Subjek yang ganda dalam kalimat menimbulkan penafsiran yang salah bagi pembaca. Oleh karena itu, subjek yang ganda menyebabkan kalimat yang tidak efektif.
Contoh:
Pertanyaan itu saya kurang jelas.
Kalimat tersebut mempunyai subjek ganda, yaitu pertanyaan itu dan saya. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara menambah bagi di antara pertanyaan itu  dansaya. Seharusnya, Pertanyaan itu bagi saya kurang jelas.
Ø  Gagasan Pokok
Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini biasanya diletakkan pada bagian depan kalimat.
Contoh:
Ia dibunuh ketika masih dalam pendidikan.
Ia masih dalam pendidikan ketika dibunuh.

2.Paralelisme
Paralelisme merupakan penempatan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam suatu struktur atau konstruksi gramatikal yang sama. Tujuan paralelisme ini adalah untuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian sederajat dalam konstruksi yang sama.
Contoh :
Ada beberapa macam fungsi evaluasi dalam pengajaran. Pertama, evaluasi dapat memberikan umpan balik, memperbaiki proses belajar mengajar. Kedua, menentuan angka kemajuan belajar masing-masing siswa. Ketiga, untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
Dengan mempergunakan konstruksi yang paralel, ketiga fungsi evaluasi itu dapat dihubungkan dengan sebaik-baiknya, dan akan memberikan tekanan yang lebih jelas pada masing-masing fungsi evaluasi tersebut.
Fungsi evaluasi dalam pengajaran adalah memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar dalam memperbaiki proses belajar mengajar, menentukan angka kemajuan belajar masing-masing siswa, dan menempatkan siswa dalam situasi belajar yang tepat serta sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Penekanan
Penekanan kalimat adalah penonjolan bagian kalimat yang dipentingkan. Penekanan ini dapat dilakukan melalui cara berikut:
a.Menempatkan bagian kalimat yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh : Hari itu, hanya saya dan dia yang hadir
b.Menggunakan partikel lah, pun, kah.
Contoh :    Sayalah yang hadir hari itu
                        Saya pun hadir hari itu
c.Menggunakan pengulangan kata yang dianggap penting.
Contoh : Keterampilan menulis memerlukan latihan, latihan, dan sekali lagi latihan.
d.Menggunakan pertentangan dengan memakai kata yang berlawanan untuk menegaskan bagian yang dimaksud.
Contoh : Bukan hanya hasil yang diperlukan, tetapi juga proses untuk menggapai hasil tersebut.
4.Kelogisan
Kalimat dalam tulisan harus memenuhi ciri kelogisan agar pikiran yang didukungnya, dapat dimengerti pembaca. Walaupun sebuah kalimat sudah benar dari segi struktur gramatikal, tetapi tidak memenuhi ciri kelogisan, kalimat itu tidak dapat dikatakan kalimat efektif. Sebab kalimat yang tidak memenuhi ciri kelogisan sukar dimengerti.
Contoh : Indonesia berusaha mengejar berbagai ketinggalan.
Kalimat di atas tidak logis karena ketinggalan berada di belakang sehingga tidak perlu lagi dikejar, yang perlu dikejar adalah kemajuan.
      5.Kehematan
Kehematan artinya penggunaan kata yang perlu saja tidak perlu berlebihan. Kata-kata yang berlebihan itu justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh :
Bunga-bunga anggrek, kamboja sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Kata anggrek dankamboja sudah mengandung makna bunga.
      6. Kevariasian
Variasi kalimat ialah aneka ragam bentuk bahasa yang dapat menarik perhatian pembaca. Dengan variasi ini rasa jemu pembaca terhadap tulisan tidak akan terjadi. Ciri variasi dapat diwujudkan dengan sinonim kata, panjang-pendeknya kalimat, penggunaan awalan me- dan di-, dan mengubah posisi dalam kalimat.
Ø  Variasi sinonim kata
Variasi sinonim kata adalah variasi dalam kalimat yang diwujudkan dengan cara memberi penjelasan-penjelasan yang berbentuk kata atau frase, yang pada hakikatnya tidak mengubah isi amanat yang akan disampaikan. Perhatikanlah contoh yang dibawah ini.
1.      Analisis suatu karya sastra bukanlah suatu pembedahan kejam yang tak berguna, bukan suatu perkosaan karya sastra itu.
2.      Seribu puspa ditaman bunga seribu wangi menyebar cita

Ø  Variasi panjang-pendeknya kalimat
Kalimat panjang dan kalimat pendek penting artinya dalam tulisan untuk memperbanyak variasi kalimat. Kedua macam kalimat itu ada manfaat dan mudaratnya. Kalimat yang panjang sering sukar dipahami. Walaupun sudah dua atau tiga kali dibaca, belum tentu kita sudah memahaminya.
Sebaliknya, kalimat pendek biasanya lebih jelas dan lebih mudah membacanya. Bahkan kadang-kadang lebih kuat memberi kesan daripada kalimat yang panjang. Walaupun demikian, kalau seluruh penuturan hanya terdiri dari kalimat-kalimat pendek, maka penuturan itu seolah-olah tidak berhubungan satu sama lain atau tidak merupakan kesatuan yang bulat dan kompak. Selain itu, karena berpenggal-penggal, maka keseluruhan penuturan tidak mudah memberi kesan kepada pembaca.
Ø  Variasi Penggunaan Awalan me- dan di-
Variasi penggunaan awalan me- dan di- biasanya diwujudkan apabila penulis bermaksud mengemukakan suatu pikiran pokok dengan kalimat yang klausa-klausanya berbentuk aktif atau pasif. Kalimat-kalimat yang terdapat pada contoh paragraf di bawah ini, dirasakan sebagai kalimat-kalimat yang tidak efektif karena variasi penggunaan me-dan di- tidak diwujudkan
Saya sangat gembira mengajak Universitas Gajah Mada, agar Universitas Gajah Mada mengadakan penelitian ilmiah itu, lebih-lebih karena dalam status pembentukannya universitas ini menegaskan bahwa Pancasila adalah sendi dan azas pelaksanaan Tri-Dharma-nya. Saya mengetahui bahwa Universitas Gajah Mada yang paling banyakmenghasilkan ihwal Pancasila secara ilmiah.
Ø  Variasi dengan Mengubah Posisi dalam Kalimat
Variasi kalimat yang diwujudkan dengan cara mengubah posisi, menunjukkan adanya kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat, objek, keterangan, frase, dan klausa dalam sebuah paragraf tulisan.
Contoh:
Kalimat-kalimat yang kurang efektif.
Saya adalah orang biasa, bukan kaum turunan raja-raja atau bangsawan. Saya bukan bajingan dan juga buka orang bijaksana. Saya akan merasa senang kalau mendapat pujian, dan mendongkol kalau dicela. Saya memakai penilaian sendiri terhadap orang yang memuji, mencela, ataupun mengkritik. Saya menganggap hal biasa kalau yang mencela itu musuh. Saya berpikir-pikir kalau yang memuji itu musuh dan yang mencela itu kawan.
Ketidakefektifan kalimat itu disebabkan semua kalimat dimulai dengan subjek. Jadi, tidak menunjukkan adanya ciri variasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar